Selasa, 03 Januari 2012

Memotivasi Siswa di Kelas


Judul buku      : Memotivasi Siswa di Kelas
Penulis             : Gavin Raid
Penerbit           : PT Macanan Jaya Cemerlang
Tebal Buku      : 155 Halaman

PENDAHULUAN
            Motivasi sangat penting dalam pembelajaran efektif dan motivasi berkembang dari pemahaman proses pembelajaran. Proses tersebut berkaitan dengan pengalaman pembelajaran lengkap-preferensi pembelajaran, penghargaan yang diperoleh dari pembelajar, tugas, proses mengajar, strategi pembelajaran, sumber daya dan lingkungan pembelajaran. Peran manajemen dan etos sekolah juga dipertimbangkan karena system sekolah memiliki implikasi motivasi dan pembelajaran efektif.
            Pembelajaran dan secara prinsip tentang membantu guru untuk menolong siswa membangun dasar yang solid dalam pembelajaran-dasar yang akan membantu perkembangan motivasi dan pembelajaran efektif dan mendukungt kemandirian pembelajar. Dasar pembelajaran, perencanaan pembejaran , factor emosi dan kognisi serta bagaimana pembelajaran disampaikan dan dinilai, serta isu mendasar mengenai motivasi, semua merupakan unsur yang sangat penting dalam buku ini.
IKHTISAR BUKU
            Bab pertama memberikan garis besar dan penalaran buku ini agar mampu memantapkan arti penting fondasi pembelajaran dan pengalaman pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran yang efektif. Garis besar yang harus diperhatikan, perlunya mengenali preferensi (kelebihan) pembelajaran pribadi pembelajar. Pentingnya mendorong pembelajar menjadi pembelajar mandiri, sehingga mereka memiliki kendali terhadap tugas pembelajaran dan situasi pembelajaran. Pembelajaran jangan dianggap kebetulan, pembelajaran harus direncanakan agar pembelajaran menjadi efektif. Tujuan pembelajaran adalah melengkapi pembelajar dengan keterampilan yang memungkinkan mereka mengetahui cara mengerjakan tugas dengan keterampilan ini.
           
Bab2 berfokus pada motivasi. Kenyataan sederhananya ialah pembelajaran efektif tidak aka terjadi jika pembelajaran tidak bersyarat belajar. Sering guru harus memikirkan berbagai cara memotivasi anak. Akan tetapi, pembelajaran lebih efektif jika pembelajar dapat mengembangkan motivasi diri. Yang harus diingat dalam bab ini antara lain: (1) Motivasi merupakan faktor kunci kesuksesan, (2) Perhatian besar harus dilakukan ketika menyusun tugas untuk memastikan bahwa tugas tersebut memotivasi dan yang penting pembelajar tersebut percaya tugas tersebut dapat dicapai, (3) Kelompok konstruktif dan positif yang bekerja dengan serasi dapat menjadi motivator yang signifikan, (4) Umpan balik harus dilakukan secara berkelanjutan dan mampu membentuk karakter, (5) Penting bagi pendidik mendorong siswa bertanggung jawab ketika mengerjaka tugas , tanggung jawab ini member siswa rasa kepemilikan atas tugas dan tanggung jawab itu sendiri merupaka motivator hebat.

Bab 3 menekankan arti penting pengetauan diri. Akan menjadi penentu kesuksesan  j9ika para pembelajar mengmbangkan sendiri cara mereka menengani masalah. Pasti mereka memerlukan panduan, metode pembelajaran guru mungkin tidak sama dengan metode siswa. Penting kita memahami keragaman pembelajaran dan mengetahui bahwa tidak ada dua pembelajar yang belajar dengan cara yang sama. Penting juga kita memahami tidak ada cara belajar yang “benar”-belajar sangat bergantung pada kelebihsukaan individu. Gaya pembelajaran yang berbeda-beda dan memperlihatkan cara penggunaan gaya pembelajaran dan kelebihsukaan belajar itu untuk mengembangkan keterampilan belajar. Ada juga focus pada perlunya gaya belajar dilihat di dalam konteks sekolah secara menyeluruh.

            Bab 4 melihat lingkungan pembelajaran. Lingkungan pembelajaran memainkan peran menentukan pada pembelajaran efektif. Para pembelajar harus sadar akan dampak beragam lingkungan pada pembelajaran mereka. Penting bagi pendidik memastika bahwa lingkungan pembelajaran fleksibel sehingga dapat mengakomodasi banyak preferensi pembelajaran di kelas. Kemudian harus ada rasa kepemilikan di kelas dan sangat penting bahwa anak melihat lingkungan kelasnya sebagai miliknya sendiri dan anak memiliki kendali atas pengaturan kelas. Semua ini berlaku pada semua aspek lingkungan, sepeti hiasan dinding dan tata letak meja kursi.
            Bab 5 berfokus pada memori dan melihat aspek peringatan kembali, perbaikan, pengkajian ulang, dan pemikiran menalam. Penekanannya pada penggunaan informasi untuk meningkatkan pemahaman. Gagasan terakhir ini-pemahaman-menjadi penentu kesuksesan karena merupakan kunci bagi memori yang efisien dan efektif. Penting bagi individu untuk:
Ø  Paham. Penggunan preferensi ini akan memastikan bahwa pembelajaran dan mengingat akan lebih efisien. Penting pula merencanakan program agar bisa direvisi.
Ø  Revisi. Revisi ini menggunakan berbagai bentuk berbeda, namun akan terlaksana lebih efektif jika ada perencanaan dan jadwal revisi.
Ø  Tinjau ulang. Informasi karena tinjauan ulanglah yang mengkonsolidasi mengingat dan memastikan pemahaman dan ketahanan ingatan dalam jangka panjang.
Ø  Mengingat. Dalam bentuk sederhana,semakin sering menggunakan keterampilan atau sedikit informasi, semakin mudahlah keterampilan atau informasi ini diingat dan dipanggil lagi untuk penggunaan di masa depan.
Ø  Berpikir mendalam. Salah kunci untuk mengingat dan memahami adalah kemampuan berpikir mendalam ini. Berpikir mendalam dapat dilakukan melalui penggunaan pertanyaan reflektif sperti mengapa dan bagaimana, namun juga melalui berpikir.

            Bab 6 melihat jenis tugas yang dapat dikembangkan untuk membantu pembelajaran dan berbagai macam tipe pembelajaran. Sejumlah pembelajar misalnya yang menderita kesulitan akan memperhatikan akan memperoleh tugas yang sangat terstruktur. Mereka memerlukan kerangka kerja untuk mereka ikuti. Jika mereka tidak memiliki kerangka kerja ini, mereka akan kehilangan gagasan terhadap tugas itu. Pembelajaran harus menyenangkan. Jika kita amati siswa di sekolah balita, kegembiraan dan kesukacitaan belajar sangat jelas. Namun, ketika kita mengamati anak sepuluh tahun berikutnya mereka sangat berbeda(bagi sebagian anak), ketertarikan sudah hilang dari pembelajaran dan mereka akan sering menganggap belajar sebagai urusan yang membut stress dan tidak puas. Dari hal tersebut telihat bahwa para pembelajar mampu berfungsi lebih efektif yang lingkungan bebas dari stress. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat aspek sosial dan emosi pembelajaran serta memastikan bahwa pembelajar mampu memanfaatkan pengalaman pembelajaran yang memberikan kegunaan dan bebas dari stress.

              Bab 7 berfokus pada emosi “pada lingkup sekolah” bagi munculnya penalaman pembelajaran – penyiapan ini dapat dilakukan melalui program melek emosi dan melalui kegiatan pembelajaran sosial. Juga ada penekanan pada pengelolaan stress. Kesempatan harus diberikan untuk membantu pembelajaran sosial. Cara seseorang pertama kali merasakan pembelajaran menjadi faktor penentu hasil pembelajaran. Penting bagi para pendidik memberikan aspirasi kepada sekolah secara menyeluruh agar kecakapan emosi dan mencegah stress. Semua siswa dan guru di sekolah perlu bernilai karena akan mempengaruhi etos sekolah dan kinerja pembeajaran bagi semua siswa.

            Bab 8 melihat secara cermat pengelolaan pembelajaran pada situasi kelas. Bab ini mencakup juga tentang saran pengelolaan prilaku, perlunya proaktif dan jenis dukungan yang bermanfaat bagi siswa dengan kebutuhan tambahan. Pengelolaan pembelajaran yang sukses berakar pada perencanaan yang berdasar informasi. Perencanaan pro-aktif merupakan merupakan kunci kesuksesan manajemen kelas. Zona kebutuhan dan kenyamanan anak merupakan hal yang sangat penting. Kebutuhan individu harus dikenali demikian juga kebutuhan kelas secara menyeluruh. Prioritas pengajaran dan pembelajaran harus diidentifikasi pada tahap perencanaan.

Bab 9 menekankan aspek sekolah yang efektif. Menggunakan pendekatan berlingkup sekolah dan melihat pembelajaran dari sudut pandang ini. Implikasinya ialah pembelajaran kelas akanlebih efektif jika sekolah itu sendiri merupakan sekolah yang efektif. Semua ini menjadi tanggung jawab lembaga dan bab ini juga membahas peran sekolah, etos kerja sekolah, dan mana jemen sekolah. Penting mengenali nilai individu dan memastikan nilai tersebut dikenali pada penyusunan kebijakan dan prosedur yang jelas. Sangat penting juga memasukkan ke rutinitas sekolah kegiatan pembentukan tim dan pembentukan sekolah yang dapatb membantu staf dan siswa merayakan kesuksesan.
            Bab 10 memberikan sebuah pemikiran mendalam mengenai isu penting dan strategi yang ada pada buku ini. Bab ini juga menekankan arti penting pemikiran mendalam bagi pembelajaran. Penting memperdayakan pembelajar agar memiki kendali atas pembelajaran mereka sendiri. Keaadan ini pembelajar akan mengetahui sumber daya yang digunakan, mengetahui lama waktu yang akan digunakan pada kegiatan apapun, urutan pembelajaran, dan pada hakikatnya mampu mengarahkan, memonitori, dan menilai pembelajaran mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar