Judul buku : Memotivasi Siswa di Kelas
Penulis : Gavin Raid
Penerbit : PT Macanan Jaya Cemerlang
Tebal Buku : 155 Halaman
PENDAHULUAN
Motivasi sangat penting dalam
pembelajaran efektif dan motivasi berkembang dari pemahaman proses pembelajaran.
Proses tersebut berkaitan dengan pengalaman pembelajaran lengkap-preferensi
pembelajaran, penghargaan yang diperoleh dari pembelajar, tugas, proses
mengajar, strategi pembelajaran, sumber daya dan lingkungan pembelajaran. Peran
manajemen dan etos sekolah juga dipertimbangkan karena system sekolah memiliki
implikasi motivasi dan pembelajaran efektif.
Pembelajaran dan secara prinsip
tentang membantu guru untuk menolong siswa membangun dasar yang solid dalam
pembelajaran-dasar yang akan membantu perkembangan motivasi dan pembelajaran
efektif dan mendukungt kemandirian pembelajar. Dasar pembelajaran, perencanaan
pembejaran , factor emosi dan kognisi serta bagaimana pembelajaran disampaikan
dan dinilai, serta isu mendasar mengenai motivasi, semua merupakan unsur yang
sangat penting dalam buku ini.
IKHTISAR
BUKU
Bab pertama memberikan garis besar
dan penalaran buku ini agar mampu memantapkan arti penting fondasi pembelajaran
dan pengalaman pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran yang efektif. Garis
besar yang harus diperhatikan, perlunya mengenali preferensi (kelebihan)
pembelajaran pribadi pembelajar. Pentingnya mendorong pembelajar menjadi
pembelajar mandiri, sehingga mereka memiliki kendali terhadap tugas
pembelajaran dan situasi pembelajaran. Pembelajaran jangan dianggap kebetulan,
pembelajaran harus direncanakan agar pembelajaran menjadi efektif. Tujuan
pembelajaran adalah melengkapi pembelajar dengan keterampilan yang memungkinkan
mereka mengetahui cara mengerjakan tugas dengan keterampilan ini.
Bab2
berfokus pada motivasi. Kenyataan sederhananya ialah pembelajaran efektif tidak
aka terjadi jika pembelajaran tidak bersyarat belajar. Sering guru harus
memikirkan berbagai cara memotivasi anak. Akan tetapi, pembelajaran lebih
efektif jika pembelajar dapat mengembangkan motivasi diri. Yang harus diingat
dalam bab ini antara lain: (1) Motivasi merupakan faktor kunci kesuksesan, (2)
Perhatian besar harus dilakukan ketika menyusun tugas untuk memastikan bahwa
tugas tersebut memotivasi dan yang penting pembelajar tersebut percaya tugas
tersebut dapat dicapai, (3) Kelompok konstruktif dan positif yang bekerja
dengan serasi dapat menjadi motivator yang signifikan, (4) Umpan balik harus
dilakukan secara berkelanjutan dan mampu membentuk karakter, (5) Penting bagi
pendidik mendorong siswa bertanggung jawab ketika mengerjaka tugas , tanggung
jawab ini member siswa rasa kepemilikan atas tugas dan tanggung jawab itu
sendiri merupaka motivator hebat.
Bab
3 menekankan arti penting pengetauan diri. Akan menjadi penentu kesuksesan j9ika para pembelajar mengmbangkan sendiri
cara mereka menengani masalah. Pasti mereka memerlukan panduan, metode
pembelajaran guru mungkin tidak sama dengan metode siswa. Penting kita memahami
keragaman pembelajaran dan mengetahui bahwa tidak ada dua pembelajar yang
belajar dengan cara yang sama. Penting juga kita memahami tidak ada cara
belajar yang “benar”-belajar sangat bergantung pada kelebihsukaan individu.
Gaya pembelajaran yang berbeda-beda dan memperlihatkan cara penggunaan gaya
pembelajaran dan kelebihsukaan belajar itu untuk mengembangkan keterampilan
belajar. Ada juga focus pada perlunya gaya belajar dilihat di dalam konteks
sekolah secara menyeluruh.
Bab 4 melihat lingkungan
pembelajaran. Lingkungan pembelajaran memainkan peran menentukan pada
pembelajaran efektif. Para pembelajar harus sadar akan dampak beragam
lingkungan pada pembelajaran mereka. Penting bagi pendidik memastika bahwa
lingkungan pembelajaran fleksibel sehingga dapat mengakomodasi banyak
preferensi pembelajaran di kelas. Kemudian harus ada rasa kepemilikan di kelas
dan sangat penting bahwa anak melihat lingkungan kelasnya sebagai miliknya
sendiri dan anak memiliki kendali atas pengaturan kelas. Semua ini berlaku pada
semua aspek lingkungan, sepeti hiasan dinding dan tata letak meja kursi.
Bab 5 berfokus pada memori dan
melihat aspek peringatan kembali, perbaikan, pengkajian ulang, dan pemikiran
menalam. Penekanannya pada penggunaan informasi untuk meningkatkan pemahaman.
Gagasan terakhir ini-pemahaman-menjadi penentu kesuksesan karena merupakan
kunci bagi memori yang efisien dan efektif. Penting bagi individu untuk:
Ø Paham.
Penggunan preferensi ini akan memastikan bahwa pembelajaran dan mengingat akan
lebih efisien. Penting pula merencanakan program agar bisa direvisi.
Ø Revisi.
Revisi ini menggunakan berbagai bentuk berbeda, namun akan terlaksana lebih
efektif jika ada perencanaan dan jadwal revisi.
Ø Tinjau
ulang. Informasi karena tinjauan ulanglah yang mengkonsolidasi mengingat dan
memastikan pemahaman dan ketahanan ingatan dalam jangka panjang.
Ø Mengingat.
Dalam bentuk sederhana,semakin sering menggunakan keterampilan atau sedikit
informasi, semakin mudahlah keterampilan atau informasi ini diingat dan
dipanggil lagi untuk penggunaan di masa depan.
Ø Berpikir
mendalam. Salah kunci untuk mengingat dan memahami adalah kemampuan berpikir
mendalam ini. Berpikir mendalam dapat dilakukan melalui penggunaan pertanyaan
reflektif sperti mengapa dan bagaimana, namun juga melalui berpikir.
Bab 6 melihat jenis tugas yang dapat
dikembangkan untuk membantu pembelajaran dan berbagai macam tipe pembelajaran.
Sejumlah pembelajar misalnya yang menderita kesulitan akan memperhatikan akan
memperoleh tugas yang sangat terstruktur. Mereka memerlukan kerangka kerja
untuk mereka ikuti. Jika mereka tidak memiliki kerangka kerja ini, mereka akan
kehilangan gagasan terhadap tugas itu. Pembelajaran harus menyenangkan. Jika
kita amati siswa di sekolah balita, kegembiraan dan kesukacitaan belajar sangat
jelas. Namun, ketika kita mengamati anak sepuluh tahun berikutnya mereka sangat
berbeda(bagi sebagian anak), ketertarikan sudah hilang dari pembelajaran dan mereka
akan sering menganggap belajar sebagai urusan yang membut stress dan tidak
puas. Dari hal tersebut telihat bahwa para pembelajar mampu berfungsi lebih
efektif yang lingkungan bebas dari stress. Oleh karena itu pembelajaran harus
melihat aspek sosial dan emosi pembelajaran serta memastikan bahwa pembelajar
mampu memanfaatkan pengalaman pembelajaran yang memberikan kegunaan dan bebas
dari stress.
Bab 7 berfokus pada emosi “pada lingkup sekolah” bagi munculnya
penalaman pembelajaran – penyiapan ini dapat dilakukan melalui program melek
emosi dan melalui kegiatan pembelajaran sosial. Juga ada penekanan pada
pengelolaan stress. Kesempatan harus diberikan untuk membantu pembelajaran
sosial. Cara seseorang pertama kali merasakan pembelajaran menjadi faktor
penentu hasil pembelajaran. Penting bagi para pendidik memberikan aspirasi
kepada sekolah secara menyeluruh agar kecakapan emosi dan mencegah stress.
Semua siswa dan guru di sekolah perlu bernilai karena akan mempengaruhi etos
sekolah dan kinerja pembeajaran bagi semua siswa.
Bab 8 melihat secara cermat
pengelolaan pembelajaran pada situasi kelas. Bab ini mencakup juga tentang
saran pengelolaan prilaku, perlunya proaktif dan jenis dukungan yang bermanfaat
bagi siswa dengan kebutuhan tambahan. Pengelolaan pembelajaran yang sukses
berakar pada perencanaan yang berdasar informasi. Perencanaan pro-aktif
merupakan merupakan kunci kesuksesan manajemen kelas. Zona kebutuhan dan
kenyamanan anak merupakan hal yang sangat penting. Kebutuhan individu harus
dikenali demikian juga kebutuhan kelas secara menyeluruh. Prioritas pengajaran
dan pembelajaran harus diidentifikasi pada tahap perencanaan.
Bab
9 menekankan aspek sekolah yang efektif. Menggunakan pendekatan berlingkup
sekolah dan melihat pembelajaran dari sudut pandang ini. Implikasinya ialah
pembelajaran kelas akanlebih efektif jika sekolah itu sendiri merupakan sekolah
yang efektif. Semua ini menjadi tanggung jawab lembaga dan bab ini juga
membahas peran sekolah, etos kerja sekolah, dan mana jemen sekolah. Penting
mengenali nilai individu dan memastikan nilai tersebut dikenali pada penyusunan
kebijakan dan prosedur yang jelas. Sangat penting juga memasukkan ke rutinitas
sekolah kegiatan pembentukan tim dan pembentukan sekolah yang dapatb membantu
staf dan siswa merayakan kesuksesan.
Bab 10 memberikan sebuah pemikiran
mendalam mengenai isu penting dan strategi yang ada pada buku ini. Bab ini juga
menekankan arti penting pemikiran mendalam bagi pembelajaran. Penting
memperdayakan pembelajar agar memiki kendali atas pembelajaran mereka sendiri.
Keaadan ini pembelajar akan mengetahui sumber daya yang digunakan, mengetahui
lama waktu yang akan digunakan pada kegiatan apapun, urutan pembelajaran, dan
pada hakikatnya mampu mengarahkan, memonitori, dan menilai pembelajaran mereka
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar