PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
A.
Perkembangan
Melibatkan Perubahan.
Perkembangan diartikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur
dan koheren, maksutnya perubahan yang terjadi terarah maju dan menunjukkan
hubungan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi baik yang telah
mendahului atau perubahan yang akan mengikutinya.
Menurut Maslow (dalam ElizabethB.
Hurlock, 1978:23) tujuan perubahan perkembangan adalah upaya untuk menjadi
orang terbaik secara fisik dan mental (aktualisasi diri). Namun berhasil
tidaknya mencapai tujuan tersebut, tergantung pada hambatan yang dihadapinyadan
bagaimana cara menanggulanginya. Hambatan-hambatan dating dari lingkungan dan
diri sendiri.
Untuk mencapai anak merealisasikan
diri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Kesehatan yang baik.
2. Kebebasan dari ganguan fisik yang
serius.
3. Penerimaan diri.
4. Lingkungan yang mendukung
perkembangan anak.
5. Pengertian diri yang mencakup
pengetahuan dan penerimaan akan kekuatan dan kelemahannya.
6. Berorientasi terhadap orang lain.
7. Meletakkan tujuan yang realistis
untuk menghindari kegagalan.
Jenis perubahan dalam perkembangan
pada umumnya terjadi:
1) Perubahan ukuran;
Disini
terjadi perubahan fisik (tinggi badan, berat badan, dll.) serta perubahan
mental, penalaran, dll.
2) Perubahan proporsi;
Bahwa
anak bukanlah miniature orang dewasa dalam bentuk tubuh dan kemampuan
imajinatif mereka lebih baik dari pada kemampuan penalarannya.
3) Hilangnya ciri lama;
Misalnya
hilangnya kegunaannya dan ciri kelenjar thymus setelah pubertas dan rambut
serta gigi bayi.
4) Didapatkannya ciri baru;
Di sini
beberapa ciri fisik dan mental baru berkembang dari kematangan dan beberapa
yang lain berkembang dari hasil belajar dan perkembangan.
Selanjutnya faktor-faktor perubahan
sikap yang terjadi pada anak:
a) Kesadaran anak akan berubah;
b) Bagaimana perubahan mempengaruhi
perilaku manusia;
c) Sikap social terhadap perubahan
mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa;
d) Sikap social dalam kadar tertentu;
e) Sikap budaya mempengaruhi cara orang
meperlakukan anak sebagai akibat perubahan dalam penampilan dan perilakunya;
B.
Perkembangan
Awal Lebih Kritis dari Pada Perkembangan Selanjutnya.
Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa
tahun-tahun pertama sekolah merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak. Beberapa
ahli juga mengutarakan pendapatnya diantaranya Milton, Erikson, dan Glueck:
Milton (dalam Elizabeth B.
Hurlock,1978:25)menyatakan bahwa “Masa
kanak-kanak meramalkan masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari
baru”.
Erikson (dalam Elizabeth B. Hurlock.
1978:26) juga menyimpulkan bahwa “masa
kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai manusia, tempat di mana kebaikan
dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”.
Ia juga menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung
bagaimana orang tua memenuhi kebutuhananak akan makanan, perhatian, cinta
kasih.
Glueck (dalam Elizabeth B. Hurlock,
1978:26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi anak nakal, dapat
diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.
Ada pun kondisi yangmempengaruhi
dasar awal perkembangan anak, menurut Baker; G.P. Bronson, W.C; Jordon, T>E;
dan S>D> Spaner; Schooler,C; dan White, B.L (dalam Elizabeth B. Hurlock,
1978:27) adalah:
1. Hubungan antar pribadi yang
menyenangkan;
Terutama
dengan anggota keluarga,mereka akan menjadi lebih terbuka kepada orang lain dan
karateristik yang mengarah pada penyesuaian pribadi dan social yang baik.
2. Keadaan emosi;
Perpisahan
dengan orang tua, sering kalimenimbulkan gangguankepribadian anak. Sebaliknya
pemuasaan emosional mendorong perkembangan pribadi.
3. Metode melatih anak;
Anak-anak
yang dibesarkan orang tua yang permisif akan kehilangan rasa tanggung jawab,
kendali emosi yang buruk. Sebaliknya Mereka yang dibesarkan orang tua yang
demokratis atau sedikit otoriter penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik.
4. Peran yang dini;struktur keluarga
dimasa kanak-kanak;
Anak
pertama diharapkan bertanggung jawab kepada adik-adiknya, sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi dan juga mempunyai kecenderungan untuk
mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang hidupnya.
5. Struktur keluarga di masa
kanak-kanak;
Seorang
anak yang berasal dari keluarga yang besar, sikap dan perilakunya cenderung
otoriter. Anak yang berasal dari keluarga yang broken home menjadi anak yang
cemas, tidak mudah percaya dan sedikit kaku.
6. Rangsangan lingkungan;
Lingkungan
merupakan pendorong perkembangan kemampuan anak yang diturunkan. Lingkungan
yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, dan
lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah
kemampuannya.
C.
Perkembangan
Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Ciri perkembangan fisik dan mental
sebagian berasal dari proses kematangan intrinsic dan sebagian berasal dari
latihan dan usaha individu. Proses kematangan intrinsic adalah terbukanya
karakteristik yang secara potensional ada pada individu yang berasal dari
warisan genetic.
Dalam fungsi filogenetik (fungsi umum ras), misalnya: merangkak, duduk, dan
berjalan, perkembangan berasal dari proses kematangan. Berbeda dengan fungsi ontogenetic (fungsi khas untuk
individu), misalnya: berenang, melempar bola, naik sepeda, diperlukan latihan.
Kecenderungan yang diwariskan tidak dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan
lingkungan.
Belajar adalah perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha, sebagai contoh anak yang mempunyai tatanan
saraf dan otot yang superior, akan mempunyai bakat tapi kalau tidak ada
kesempatan berlatih dan bimbingan yang sistematis, anak itu tidak akan dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar dapat terjadi secara imitasi (individu secara sadar meniru
apa yang dilakukan oleh orang lain), identifikasi
(sebagai suatu usaha individu untuk menerima sikap, nilsi, motivasi, dan perilaku
orang yang dihormati atau dicintai).
Ada pun pengaruh antar hubungan
kematangan-belajar adalah:
a. Terjadinya variasi dalam pola
perkembangan;
Pola
perkembangan akan dipengaruhi oleh berbagai lingkungan atau pengalaman anak.
b. Kematangan membatasi perkembangan;
Perkembangan
tidak bisa mencapai lebih dari titik yang ditentukan, walaupun ditunjang dengan
proses belajar.
c. Batas kematangan jarang dicapai;
Ketika
anak mencapai tingkat perkembangan tertentu yang sifatnya sementara, seringkali
disimpulkan bahwa mereka telah mencapai batasnya. Akibatnya, mereka hanya
sedikit berusaha untuk belajar, dan tetap tinggal pada tingkat itu dari pada
maju ke tingkat yang lebih tinggi.
d. Hilangnya kesempatan belajar, membatasi perkembangan
Apabila
lingkungan membatasi kesempatran belajar, anak tidak akan mampu mewujudkan potensi
yang diwariskan.
e. Rangsangan diperlukan untuk
perkembangan yang sempurna;
Untuk
mengembangkan potensi yang diwariskan secara sempurna, kemampuan bawaan anak
harus dirangasang atau didorong untuk berkembangan, terutama pada saat mereka
berkembang secara normal
f.
Keefektifan
belajar bergantung pada ketepatan waktu;
Artinya
mereka tidak akan dapat belajar sampai perkembangannya yang telah siap untuk
belajar, bila tidak tepat waktunya, terlepas dari banyaknya usaha yang
dilakukan anak dalam belajar.
Berkaitan dengan paparan di atas.
Havighurst (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1978:30) menegaskan bahwa matangnya
kesiapan belajar “sebagai saat untuk
diajar”.
D.
Pola
Perkembangan Dapat Diramalkan.
E.
Pola
Perkembangan Mempunyai Karateristik yang Dapat Diramalkan.
F.
Perbedaan
Individu dalam Perkembangan.
G.
Periode
Pola Perkembangan.
H.
Pada
Setiap Periode Perkembangan Terdapat Harapan Sosial.
I.
Setiap
Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya yang Potensial.
J.
Kebahagiaan
Bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.