Selasa, 10 April 2012

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN


PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
A.      Perkembangan Melibatkan Perubahan.
Perkembangan diartikan sebagai  deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren, maksutnya perubahan yang terjadi terarah maju dan menunjukkan hubungan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi baik yang telah mendahului atau perubahan yang akan mengikutinya.
Menurut Maslow (dalam ElizabethB. Hurlock, 1978:23) tujuan perubahan perkembangan adalah upaya untuk menjadi orang terbaik secara fisik dan mental (aktualisasi diri). Namun berhasil tidaknya mencapai tujuan tersebut, tergantung pada hambatan yang dihadapinyadan bagaimana cara menanggulanginya. Hambatan-hambatan dating dari lingkungan dan diri sendiri.
Untuk mencapai anak merealisasikan diri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Kesehatan yang baik.
2.      Kebebasan dari ganguan fisik yang serius.
3.      Penerimaan diri.
4.      Lingkungan yang mendukung perkembangan anak.
5.      Pengertian diri yang mencakup pengetahuan dan penerimaan akan kekuatan dan kelemahannya.
6.      Berorientasi terhadap orang lain.
7.      Meletakkan tujuan yang realistis untuk menghindari kegagalan.
Jenis perubahan dalam perkembangan pada umumnya terjadi:
1)      Perubahan ukuran;
Disini terjadi perubahan fisik (tinggi badan, berat badan, dll.) serta perubahan mental, penalaran, dll.
2)      Perubahan proporsi;
Bahwa anak bukanlah miniature orang dewasa dalam bentuk tubuh dan kemampuan imajinatif mereka lebih baik dari pada kemampuan penalarannya.
3)      Hilangnya ciri lama;
Misalnya hilangnya kegunaannya dan ciri kelenjar thymus setelah pubertas dan rambut serta gigi bayi.
4)      Didapatkannya ciri baru;
Di sini beberapa ciri fisik dan mental baru berkembang dari kematangan dan beberapa yang lain berkembang dari hasil belajar dan perkembangan.
Selanjutnya faktor-faktor perubahan sikap yang terjadi pada anak:
a)      Kesadaran anak akan berubah;
b)      Bagaimana perubahan mempengaruhi perilaku manusia;
c)      Sikap social terhadap perubahan mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa;
d)      Sikap social dalam kadar tertentu;
e)      Sikap budaya mempengaruhi cara orang meperlakukan anak sebagai akibat perubahan dalam penampilan dan perilakunya;

B.      Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Pada Perkembangan Selanjutnya.
Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa tahun-tahun pertama sekolah merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak. Beberapa ahli juga mengutarakan pendapatnya diantaranya Milton, Erikson, dan Glueck:
Milton (dalam Elizabeth B. Hurlock,1978:25)menyatakan bahwa “Masa kanak-kanak meramalkan masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru”.
Erikson (dalam Elizabeth B. Hurlock. 1978:26) juga menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai manusia, tempat di mana kebaikan dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”. Ia juga menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhananak akan makanan, perhatian, cinta kasih.
Glueck (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1978:26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi anak nakal, dapat diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.
Ada pun kondisi yangmempengaruhi dasar awal perkembangan anak, menurut Baker; G.P. Bronson, W.C; Jordon, T>E; dan S>D> Spaner; Schooler,C; dan White, B.L (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1978:27) adalah:
1.      Hubungan antar pribadi yang menyenangkan;
Terutama dengan anggota keluarga,mereka akan menjadi lebih terbuka kepada orang lain dan karateristik yang mengarah pada penyesuaian pribadi dan social yang baik.
2.      Keadaan emosi;
Perpisahan dengan orang tua, sering kalimenimbulkan gangguankepribadian anak. Sebaliknya pemuasaan emosional mendorong perkembangan pribadi.
3.      Metode melatih anak;
Anak-anak yang dibesarkan orang tua yang permisif akan kehilangan rasa tanggung jawab, kendali emosi yang buruk. Sebaliknya Mereka yang dibesarkan orang tua yang demokratis atau sedikit otoriter penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik.
4.      Peran yang dini;struktur keluarga dimasa kanak-kanak;
Anak pertama diharapkan bertanggung jawab kepada adik-adiknya, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi dan juga mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang hidupnya.
5.      Struktur keluarga di masa kanak-kanak;
Seorang anak yang berasal dari keluarga yang besar, sikap dan perilakunya cenderung otoriter. Anak yang berasal dari keluarga yang broken home menjadi anak yang cemas, tidak mudah percaya dan sedikit kaku.
6.      Rangsangan lingkungan;
Lingkungan merupakan pendorong perkembangan kemampuan anak yang diturunkan. Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, dan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah kemampuannya.

C.      Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Ciri perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari proses kematangan intrinsic dan sebagian berasal dari latihan dan usaha individu. Proses kematangan intrinsic adalah terbukanya karakteristik yang secara potensional ada pada individu yang berasal dari warisan genetic.
Dalam fungsi filogenetik (fungsi umum ras), misalnya: merangkak, duduk, dan berjalan, perkembangan berasal dari proses kematangan. Berbeda dengan fungsi ontogenetic (fungsi khas untuk individu), misalnya: berenang, melempar bola, naik sepeda, diperlukan latihan. Kecenderungan yang diwariskan tidak dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan lingkungan.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha, sebagai contoh anak yang mempunyai tatanan saraf dan otot yang superior, akan mempunyai bakat tapi kalau tidak ada kesempatan berlatih dan bimbingan yang sistematis, anak itu tidak akan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar dapat terjadi secara imitasi (individu secara sadar meniru apa yang dilakukan oleh orang lain), identifikasi (sebagai suatu usaha individu untuk menerima sikap, nilsi, motivasi, dan perilaku orang yang dihormati atau dicintai).
Ada pun pengaruh antar hubungan kematangan-belajar adalah:
a.      Terjadinya variasi dalam pola perkembangan;
Pola perkembangan akan dipengaruhi oleh berbagai lingkungan atau pengalaman anak.
b.      Kematangan membatasi perkembangan;
Perkembangan tidak bisa mencapai lebih dari titik yang ditentukan, walaupun ditunjang dengan proses belajar.
c.       Batas kematangan jarang dicapai;
Ketika anak mencapai tingkat perkembangan tertentu yang sifatnya sementara, seringkali disimpulkan bahwa mereka telah mencapai batasnya. Akibatnya, mereka hanya sedikit berusaha untuk belajar, dan tetap tinggal pada tingkat itu dari pada maju ke tingkat yang lebih tinggi.
d.      Hilangnya kesempatan belajar,  membatasi perkembangan
Apabila lingkungan membatasi kesempatran belajar, anak tidak akan mampu mewujudkan potensi yang diwariskan.
e.      Rangsangan diperlukan untuk perkembangan yang sempurna;
Untuk mengembangkan potensi yang diwariskan secara sempurna, kemampuan bawaan anak harus dirangasang atau didorong untuk berkembangan, terutama pada saat mereka berkembang secara normal
f.        Keefektifan belajar bergantung pada ketepatan waktu;
Artinya mereka tidak akan dapat belajar sampai perkembangannya yang telah siap untuk belajar, bila tidak tepat waktunya, terlepas dari banyaknya usaha yang dilakukan anak dalam belajar.
Berkaitan dengan paparan di atas. Havighurst (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1978:30) menegaskan bahwa matangnya kesiapan belajar “sebagai saat untuk diajar”.
D.     Pola Perkembangan Dapat Diramalkan.
E.      Pola Perkembangan Mempunyai Karateristik yang Dapat Diramalkan.
F.       Perbedaan Individu dalam Perkembangan.
G.     Periode Pola Perkembangan.
H.     Pada Setiap Periode Perkembangan Terdapat Harapan Sosial.
I.        Setiap Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya yang Potensial.
J.        Kebahagiaan Bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.

Efek Fotolistrik


Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah peristiwa pengeluaran elektron dari suatu permukaan logam ketika dikenai/menyerap radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang.  Secara detail efek fotolistrik dapat diamati melalui pengamatan seperti pada gambar di bawah ini :
Ketika dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama lain dengan kawat penghantar. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat penghantar. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.
Melalui pengamatan seperti  gambar di atas, hanya cahaya yang sesuai yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi tertentu saja yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik pada kawat penghatar). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap logam dan merupakan karakteristik dari logam tersebut.
Ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan intensitas cahaya disertai pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi, Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar. Ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya.
Karakteristik dari efek fotolistrik di atas tidak dapat dijelaskan menggunakan teori gelombang cahaya. Diperlukan cara pandang baru dalam mendeskripsikan cahaya dimana cahaya tidak dipandang sebagai gelombang yang dapat memiliki energi yang kontinu melainkan cahaya sebagai partikel.
Cahaya berperilaku sebagai partikel dapat dijelaskan melalui konsep energi diskrit (energi terkuantisasi/kuantum energi) yang dikembangkan oleh Planck dan terbukti sesuai untuk menjelaskan spektrum radiasi  benda hitam. Konsep energi yang terkuantisasi ini digunakan oleh Einstein untuk menjelaskan terjadinya efek fotolistrik. Di sini, cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang hanya memiliki energi yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan dengan persamaan  E = h.f.
Menurut Einstein, terjadinya efek fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam yang lain dan dirumuskan dengan persamaan :
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep gualitas gelombang-partikel, fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia .
Elektron-elektron terhambur ini memiliki energi kinetik sebesar ½ mv 2 , dimana m adalah masa elektron dan v adalah kecepatan elektron yang terhambur. Peristiwa pergerakan elektron dengan kecepatan tertentu ini merupakan sifat dari partikel, sehingga dikatakan bahwa gelombang cahaya dapat berperilaku seperti partikel. Namun hanya cahaya dengan frekuensi/energi tertentu yang mampu menghamburkan elektron-elektron pada permukaan logam Natrium, yaitu energi foton harus sama dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron (fungsi kerja logam) ditambah dengan energi kinetik dari elektron yang terhambur.
Atas jasanya dalam menemukan efek fotolistrik, Albert Einstein diberi Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1921.